SELAMAT BERGABUNG!

aktororchestra.blogspot.com adalah bentuk "pengkhidmatan" A. Bima Sutisna, Agus Nasihin, Yanti Sri Budiarti dan Aktor Band terhadap karya-karya sastra dan musik Indonesia.

Media ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan bermanfaat seputar bahasa dan sastra Indonesia, beragam apresiasi sastra, informasi musik dan lagu, serta mudah-mudahan dapat memotivasi para pelajar, pendidik dan musisi untuk senantiasa berkarya serta tetap menjaga dan meningkatkan kualitas.


Selasa, 21 Desember 2010

ANTARKOTA DALAM PROVINSI

Pengantar pada buku Kumpulan Sajak Agus Nasihin
"Ketika Engkau Menagih Puisi "
Radian Press Bandung- 2006

"Apa arti sebuah puisi?" tanya Subagio Sastrowardoyo dalam puisinya yang berujudul "Sajak". Bagi dia puisi sangat berati. Menulis puisi baginya adalah salah satu cara untuk meringankan beban hidupnya. Mungkin juga dia dapat melupakan berbagai masalah, mulai dari anak yang sakit, istri yang mengeluh, gaji yang tidak mencukupi, dan yang paling penting melupakan untuk bunuh diri.

Lalu, apa arti puisi bagi saya?  Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Puisi-puisi saya (kalau ada yang mengakui puisi) lahir dari hasil pengembaraan pikiran ketika saya melakukan perjalanan antarkota yang harus saya jalani setiap minggu. Jika saya tidak membiarkan imajinasi berkeliaran, perjalanan antarkota yang harus saya tempuh sekitar empat jam menjadi proses kehidupan yang menyiksa lahir dan batin, mental dan spiritual (Terima kasih ya Allah, Engkau telah menganugerahkan kemampuan "melamun" kepada manusia).

Mengapa saya menulis puisi? Saya juga tidak tahu mengapa menulis puisi, mungkin karena manusia memiliki rasa yang bisa diekspresikan dalam bentuk seni atau keindahan. Saya tidak bisa bermain musik atau bernyanyi. Saya tidak bisa menari. Saya tidak mampu melukis. Jadi, saya putuskan untuk menulis puisi.

Mengapa menerbitkan buku puisi? Kalau yang satu ini saya dapat menjawabnya. Saya menerbitkan buku puisi karena ingin dikenal dan ingin dikenanang. Agar mahasiswa saya tidak meragukan integritas saya ketika mengajarkan apresiasi puisi, saya harus menerbitkan buku puisi. Agar saya bisa berkomunikasi lagi dengan teman-teman saya (para penyair) yang sudah amat saya rindukan. Saya dapat menerbitkan buku puisi karena memiliki sahabat yang mau bersusah payah mewujudkan angan-angan saya yang selama ini hanya sebatas "omong doang" (thanks Sep 4 ur dedication).
(Agus Nasihin)